5 Merek Sirup Lokal – Tingginya minat konsumsi sirup di Indonesia ternyata bukan hal baru. Ada beberapa merek yang sudah eksis sejak zaman Belanda dan berusia hingga 102 tahun.
Saat memasuki ramadan dan menjelang Idul Fitri, popularitas sirup di pasaran meningkat pesat. Rasanya yang manis dan bisa diracik sebagai es yang menyegarkan membuat banyak orang mencarinya.
Tren konsumsi sirup faktanya tidak hanya baru terjadi di era modern. Kehadiran sirup merupakan salah satu cerminan berkembangnya budaya kuliner Belanda pada era kolonial di Tanah Air.
Ada beberapa merek sirup lokal yang populer yang ternyata justru didirikan pertama kali oleh orang Belanda. Masih bertahan hingga kini, usia pabrik sirup tersebut sudah mencapai 102 tahun.
Baca juga : Mencegah Nyeri Bahu karena Tidur Miring
Berikut 5 merek sirup lokal tertua di Indonesia yang masih populer:
1. Siropen
Disebut sebagai pabrik sirup tertua di Indonesia, Siropen berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Pabrik dari merek sirup Siropen Telasih ini sebelumnya bernama Pabrik Limoen JC Drongelen & Hellfach yang berdiri sejak 1923.
Pendiri adalah pengusaha asal Belanda, JC Drongelen yang memilih pabriknya berdiri di kawasan perdagangan di Surabaya. Konon sejak kemunculannya, sirup itu menjadi menu yang di sajikan di rumah orang Eropa, restoran, hingga hotel besar di Surabaya.
Sampai akhirnya, Presiden Ir. Soekarno mengeluarkan undang-undang nasionalisasi perusahaan asing untuk mengambil alih pabrik tersebut. Sayangnya, sebelum menjadi milik Indonesia seutuhnya, pabrik sirup ini sempat di kuasai Jepang pada 1942 – 1958.
2. Tjampolay
Sirup ini tetap populer berkat varian rasanya yang beragam dan banyak pilihan. Tjampolay merupakan merek sirup asal Cirebon yang di percaya sudah di produksi sejak 1936.
Sosok keturunan China di Cirebon, Tan Tjek Tjiu di sebut sebagai pencetus sirup ini. Nama Tjampolay di ambil dari salah satu jenis buah lokal yang di gunakan sebagai bahan dasar pembuatan sirup tersebut.
Keturunan Tjiu menyebut pembuatan sirup in berawal ketika Tjiu bermimpi minum sirup dalam tidurnya. Hingga kini Tjampolay masih banyak di temukan di swalayan hingga supermarket besar sekalipun.
3. Sarang sari
Menjadi jejak peninggalan orang Belanda lainnya, sirup Sarang Sari punya perjalanan menarik. Merek sirup ini di dirikan sejak 1934 oleh penguasa Belanda bernama De Wed Bilsma yang mengandalkan gula batu sebagai bahan utamanya.
Adapun dalam pembuatannya, sirup Sarang Sari di ciptakan dalam berbagai rasa yang sebenarnya merujuk pada kesukaan orang Belanda. Seperti frambozen, vanili, manalagi, hingga pisang ambon.
Ternyata rasanya yang manis legit ikut di sukai oleh masyarakat lokal. Sirup Sarang Sari kini tak semudah dahulu untuk di beli, tetapi masih ada beberapa toko dan supermarket tertentu yang menjajakannya.
4. Kawista
Bukan hanya nama mereknya, sirup ini juga di buat dari buah kawista yang banyak di temukan di Jawa Tengah. Sejak 1925, sirup ini telah di produksi secara massal di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dan di distribusikan ke seluruh penjuru Hindia Belanda.
Saat itu sirup Kawista di kenal oleh orang Belanda dengan sebutan Cola van Java. Perpaduan rasa manis dan asam dengan aroma buah kawista yang khas membuat rasanya begitu di minati.
Lambat laun sirup kawista juga di produksi oleh beberapa perusahaan besar di Jawa Tengah. Ada dua yang setidaknya paling populer, yaitu Kawista Dewasa Burung yang berdiri sejak 1952 dan Kawista Sonaya yang merupakan bentuk produksi sirup ini dalam cakupan UMKM.
5. Marjan
Botol sirupnya yang ikonik dan identik dengan bulan ramadan seolah tak boleh terlupakan. Merek sirup Marjan ternyata sudah berdiri sejak 1975 yang artinya sudah genap 50 tahun eksistensinya di pasar Indonesia.
Di balik sirup yang manis ini ada sosok M. Saleh Kurnia yang merupakan pendiri PT Suba Indah. Uniknya pabrik ini justru mengawali peruntungannya sebagai produsen susu, tapi perjalanannya harus terhenti.
Cikal bakal munculnya ide memproduksi sirup datang dari Phang Kang Hoat yang merupakan rekan Kurnia. Ketika produk minuman Indonesia masih mengandalkan produk impor, kesempatan inilah yang di gunakan untuk mengembangkan Marjan Boudoin hingga akhirnya populer sampai sekarang.
Baca juga : Tips Liburan Bersama Anak ke Luar Negeri